Inilah Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada Anak

Kegiatan belajar adalah kegiatan mental yang tidak tampak. Maksudnya adalah semua proses perubahan yang ada pada diri seseorang tidak dapat dilihat secara langsung melalui mata. Kita banya bisa melihat beebrapa gejala - gejala yang timbul dari hasil proses kegiatan belajar yang tampak pada perilaku anak.



Ada banyak sekali teori yang telah membahas dan menjelaskan tentang terjadinya perubahan pada tingkat laku dan karakter. Beberapa perubahan tersebut diantaranya adalah behavioristik dan aliran holistik. Apakah itu? Mari bahas lebih lanjut ya. Perubahan menurut aliran behavioristik dijelaskan bahwa kegiatan belajar pada hakekatnya adalah pembentukan asosiasi diantara kesan yang ditangkat oleh panca indra dengan kecenderungan dalam bertindak atau berhubungan antara stimulus dan respon (S-R). Para Tokoh yang menjelaskan tentang aliran behavioristik diantaranya adalah Hull, Skiner, Pavlop, Thorndike, dan Guthrie.

Selanjutnya adalah Perubahan menurut aliran kognitif. Apakah itu? Perubahan menurut aliran Kognitif dijelaskan bahwa belajar adalah proses pengembangan insight. Insight adalah pemabahan tentang hubungan antara badian didalam suatu permasalahan yang terjadi. Ada banyak teori yang menjelaskan aliran kognitif diantaranya adlah Teori konstruktivistik, teori medan, teori gestalt, teori organismik, teori humanistik, dan lain sebagainya. Pada Teori Medan yang menjadi sumber dari aliran Psikologi gestalt atau psikologi kognitif telah menjelaskan bahwa kelesuruhan lebih memberikan makna daripada hanya bagian - bagian yang terpisah.

Saat ini belajar telah dianggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan yang telah dilakukan oleh seseorang. Menurut Hilgard yang telah dijelaskan bahwa (dalam Sanjaya 2006:113) belajar merupakan  proses perubahan yang dilakukan  melalui kegiatan dan prosedur latihan baik latihan di dalam laboratorium ataupun didalam lingkungan alamiah. Sanjaya (2006:112) telah mengemukakan bahwa belajar merupakan proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menjadikan  munculnya beberapa perubahan pada perilaku seseorang.

Belajar dapat merupkan tingkah laku pada seseorang, yang akan membawa suatu perubahan pada masing - masing individu yang telah belajar. Perubahan tersebut tidak hanya berkaitan pada penambahan ilmu pengetahuan saja, tetapi bisa juga dalam bentuk keterampilan, sikap, kecakapan, pengertian, harga diri, penyesuaian diri, minat, watak. Menurut Hamalik (2002:57).

Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi seperti material (buku, papan tulis, kapur dan alat belajar), fasilitas (ruang, kelas audio visual),(siswa dan guru),  dan kegiatan proses yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pada pembelajaran. Bisa disimpulkan bahwa secara umum pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru atau pendidik dengan sedemikian rupa, sehingga mempengaruhi tingkah laku siswa menjadi berubah ke arah yang lebih baik.

Winkel (1996:226) mengemukakan tentang prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar adalah hasil maksimal yang telah dicapai oleh seseorang setelah lakukan berbagai macam kegiatan belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993:77) menejlaskan bahwa prestasi belajar merupakan usaha maksimal setiap orang yang telah dicapai setelah melaksanakan berbagai macam usaha kegiatan belajar.

Prestasi belajar di bidang pendidikan merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor afektif, kognitif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk huruf, simbol, ataupun kalimat yang menjelaskan hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor afektif, kognitif, dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor ini meliputi:
a. Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:

1) Karena sakit
Seorang yang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya ransangan yang diterima melalui inderanya lama, sarafnya akan bertambah lemah.

2) Karena cacat tubuh

b. Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani) meliputi:
1) Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110-140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 keatas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.

2) Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya

3) Minat
Tidak adan ya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhannya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak.

4) Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

5) Faktor Kesehatan Mental
Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya.

Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto (1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah “keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah (Slameto, 2003:64-69).

Untuk lebih jelasnya faktor-faktor tersebut akan dibahas sebagai berikut:

a) Metode Mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di dalam mengajar. Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Guru perlu mencoba metode-metode mengajar yang baru, yang dapat membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

b) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik terhadap belajar. Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat dan perhatian siswa.

c) Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya dengan gurunya. Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, maka siswa akan berusaha mempelajari mata pelajaran yang diberikannya dengan baik.

d) Relasi Siswa dengan Siswa
Siswa yang mempunyai sifat atau tingkah laku yang kurang menyenangkan, akan diasingkan dari kelompoknya. Akibatnya anak akan menjadi malas untuk masuk sekolah karena di sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-temannya.

e) Alat Pelajaran
Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Tetapi kebanyakan sekolah masih kurang memiliki media dalam jumlah maupun kualitasnya.

f) Disiplin Sekolah
Kedisiplinan erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Agar siswa disiplin haruslah guru beserta staf yang lain disiplin pula, karena dapat memberi pengaruh yang positif terhadap belajarnya.

g) Waktu Sekolah
Waktu sekolah dapat terjadi pada pagi hari, siang, sore/malam hari. Tetapi waktu yang baik untuk sekolah adalah pada pagi hari dimana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang baik sehingga siswa akan mudah berkonsentrasi pada pelajaran.

h) Standar Pelajaran di Atas Ukuran
Guru berpendirian untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi pelajaran di atas ukuran standar. Padahal guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan kemampuan siswa.

i) Keadaan Gedung
Dengan jumlah siswa yang banyak serta bervariasi karakteristik mereka masing-masing menuntut keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.

j) Metode Belajar
Siswa perlu belajar teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil belajarnya.

k) Tugas Rumah
Kegiatan anak di rumah bukan hanya untuk belajar, melainkan juga digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah.


sumber sekolahdasarnet